Kamis, 11 Maret 2010

MERINDU

Sepasang burung terbang rendah, menggapai pucuk dahan yang rimbun. Hijaunya membentuk suatu permadani kecil yang indah. Bertengger sekejap untuk selanjutnya mengepakkan kedua sayapnya perlahan. Riang nampaknya, sehingga sampai pada gelombang-gelombang yang memerahkan cakrawala. Padanya terbentuk guratan Ilahi, permai dan bersahaja. Anggun kenampakannya menimbulkan hasrat untuk memiliki keduanya. Berlarian dibawahnya anak-anak kecil, bersorak memanggil, meneriaki, entah apa yang difikirkan oleh mereka. Iring mengiringi, satu di depannya memunggungi teman di belakangnya. Pemandangan alamiah yang naluriah dan wajar adanya bagi sekelompok anak keci di masanya.

Tiada yang ganjil, karena sebentuk fragmen tersebut merupakan bagian kecil dari kawasan luas yang penuh dengan kemegahan zaman. Aku menyaksikan ini karena menjadi saksi bagi keberadaannya. Kawasan hijau permai yang merupakan sebagian wilayah peristirahatan bagi pendahulu-pendahulu kita yang sebagian besar telah merasakan dunia sebelum kita. Nyaman dan sungguh asri memang, untuk ukuran kemegahan kota metropolitan.

Dalam lamunku, bisa kubayangkan jauhnya kota kecilku di sana, mereka memilki yang aku lihat sekarang ini. Membangkitkan keinginan untuk kembali merengkuh orang-orang yang berlalu dalam hidup, merindukan . Perasaan harafiah manusia, yang secara tersirat ataupun tersurat kita mampu mengungkapkannya. Sama seperti yang aku lakukan sekarang.

Apakah kita merindu? …

Rabu, 10 Maret 2010

secangkir teh pelangsing di meja kayu

Pagi ini seperti pagi2 sebelumnya. hal pertama yang aku lakukan di meja kerja-ku (bukan sepenuhnya sepertinya), menaruh tas, beserta "gembolan-gembolannya", membukanya meletakkan bekalku, meyeruput teh tawar tanpa gula yang telah tersedia khusus untukku karena begitulah aku memesannya.
Mengecek kembali barang-barang bawaanku yang sedari pagi telah aku cangklong menembus pekatnya udara polusi ibukota. Menemukan sebentuk benda bernama dompet ato kantong berisi hape, kabel data, flahdiskq dan flasdisk kantor, headset, 3 kantong teh celup "ajaib", bolpen, manik2, post-it, dan kertas bekas yang di dalamnya, whaloah, tertulis berderet syair lagu, hehe. Beranjak ke alat disebelah mejaq (yang bukan sepenuhya) bernama dispenser yang berwarna hijau, artinya aq harus mengambil tempat minum Tu********e-q kembali meyerupu air putih (mineral) yang dibawadari rumah, dan setengah tergesa mengambil kantong teh itu, dan memasukannya ke dalam gelas itu selanjutnya menyeduhnya dengan air panas. Tunggu ditunggu dan aq beranjak dengan aktivitas lainnya.
Pagi berlalu, siang menjelang, aku masih melupakannya, berkali2 mengambila air mineral dari gelas yang berbeda, tetap melupakannya.
Hah sudah sore, wah waktunya untuk pulang, dan apa itu benda berwarna ungu, melongok ke dalamnya, teh kuwhh, akhirnya menutupnya dan memasukannya ke dalam gembolanku yang lain.
Pulang kembali menembus padat merayapnya ibukota dan melangkah ke batas kota. Aq tetap melupakannya. Cairan di dalam benda berwarna ugu tersebut, aikhhhhh


nb: teh ini terbukti klinis mampu menurunkan berat badan selama 28 hari, dengan disertai dengan diet rendah lemak dan olahraga teratur

(dalam tiap-tiap malamku, berharap mampu mengembalikan berat badan idelaq, sungguh!!)